Sabtu, 08 November 2014

Vertikultur Untuk Budidaya Sayuran

Sesuai  dengan  asal  katanya  dari  bahasa  Inggris,  yaitu  vertical  dan  culture, maka vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat,  baik  indoor  maupun  outdoor.  Sistem  budidaya  pertanian  secara  vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan  lahan  terbatas.  Misalnya,  lahan  1  meter mungkin  hanya  bisa  untuk menanam  5 batang  tanaman,  dengan  sistem  vertikal  bisa  untuk  20  batang  tanaman.  Vertikultur tidak hanya sekadar kebun vertikal, namun ide ini akan merangsang seseorang untuk menciptakan  khasanah  biodiversitas  di  pekarangan  yang  sempit  sekalipun.  Struktur vertikal,  memudahkan  pengguna  membuat  dan  memeliharanya.  Pertanian  vertikultur tidak  hanya sebagai  sumber  pangan  tetapi  juga  menciptakan  suasana   alami  yang menyenangkan.
Teknik Vertikultur merupakan cara bertanam yang dilakukan dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertical, atau dapat dikatakan bahwa vertikultur merupakan upaya pemanfaatan ruang ke arah vertical. Dengan demikian penanaman dengan system vertikultur dapat dijadikan alternative bagi masyarakat yang tinggal di kota, yang memiliki lahan sempit atau bahkan tidak ada lahan yang tersisa untuk budidaya tanaman.
Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan biasanya adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim khususnya sayuran (seperti seledri, caisism, pack-choy, baby kalian, dan selada), dan memiliki system perakaran yang tidak terlalu luas.

Keunggulan Teknik Vertikultur :
1. Hemat lahan dan air
2. Mendukung pertanian organik 3. Wadah media tanam disesuaikan dengan kondisi setempat 4. Umur tanaman relative pendek 5. Pemeliharaan tanaman relative sederhana 6. Dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat.
Jl. Panglima Batur Barat No.4, Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70711, Indonesia
Telp. (0511) 4772346   Fax. (0511) 4781810   e-mail: bptpkalsel@yahoo.com

Pengertian Teknik Vertikultur
Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture) artinya sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Cara bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di sawah. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman. Dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman.
Banyak sedikitnya tanaman yang akan kita budidayakan bergantung pada model wadah yang kita gunakan.

Langkah – langkah Pengerjaan Budidaya Tanaman secara Vertikultur :
·         Memperhatikan kondisi lahan yang akan digunakan untuk budidaya tanaman (luas lahan)
·         Penyiapan wadah media tanam sesuai dengan kondisi yang ada (dapat berupa bambu, pipa paralon/PVC, talang air, pot plastic, kaleng bekas, polybag, plastik kresek, dll)
·         Pembuatan bangunan vertikultur
·         Penyiapan media tumbuh tanaman (pupuk organic + tanah)
·         Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan, tergantung kepada besar tajuk tanaman, kebutuhan sinar matahari, dan wadah yang dipilih sebagai tempat penanaman. Ke-3 faktor ini harus diperhitungkan jika dalam satu unit bangunan vertikultur dibudidayakan beberapa jenis tanaman sekaligus.
·         Budidaya tanaman (Persemaian, Pembibitan, Pemeliharaan, Panen dan Pasca Panen)



Model,  bahan,  ukuran,  wadah  vertikultur  sangat  banyak, tinggal  disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa undak -undakan atau sejumlah rak.  Bahan  dapat  berupa  bambu  atau  pipa  paralon, kaleng  bekas,  bahkan  lembaran karung beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita.
Persyaratan  vertikultur  adalah  kuat  dan mudah  dipindah-pindahkan. Tanaman yang akan ditanam sebaiknya  disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur  pendek, dan berakar pendek. Tanaman sayuran yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain  selada, kangkung, bayam, pakcoy, caisim, katuk, kemangi, tomat, pare, kacang panjang, mentimun  dan tanaman sayuran daun lainnya.
Untuk  tujuan  komersial,  pengembangan  vertikultur  ini  perlu  dipertimbangkan aspek ekonomisnya agar biaya produksi jangan sampai melebihi pendapatan dari hasil penjualan tanaman. Sedangkan untuk hobiis, vertikultur dapat dijadikan sebagai media kreativitas dan memperoleh panenan yang sehat dan berkualitas.
Sumber: Liferdi Lukman (Balai Penelitian Sayuran, Lembang)
Hak Cipta © 2011-2014 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan 



Oleh : Maria Kissadona (13486) , Golongan B4



1 komentar:

  1. a. Nilai Penyuluhan

    • Sumber Teknologi/Ide : bertanam dengan teknik vertikultur merupakan salah satu solusi bagi masyarakat perkotaan yang memiliki lahan sempit atau bahkan tidak ada lahan yang tersisa untuk budidaya tanaman.
    • Sasaran :
    - Langsung : pelaku usaha agribisnis dan rumah tangga di perkotaaam
    - Tidak Langsung : akademisi
    • Manfaat :
    1. Hemat lahan dan air
    2. Mendukung pertanian organik
    3. Wadah media tanam disesuaikan dengan kondisi setempat
    4. Umur tanaman relatif pendek
    5. Pemeliharaan tanaman relatif sederhana
    6. Dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat.
    • Nilai Pendidikan : teknik vertikultur merupakan teknik bertanam yang sangat menarik untuk dipelajari dan dikembangkan lebih lanjut karena sangat cocok dengan lahan diperkotaan yang sangat terbatas ditambah dengan adanya tuntutan untuk tetap melakukan penghijauan ditengah tingkat polusi perkotaan yang semakin tinggi

    b. Nilai Berita

    • Importance : mengandung informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat perkotaan yang memiliki lahan sempit atau bahkan tidak ada lahan yang tersisa untuk budidaya tanaman serta sebagai sarana untuk penghijauan dan memenuhi kebutuhan rumah tangga. Selain itu teknik bertanam semacam ini juga dapat mengurangi sampah karena bahan-bahan yang digunakan diperoleh dari barang-barang bekas seperti bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung beras.
    • Consequence : memerlukan biaya yang lebih tinggi untuk pupuk karena media tanam yang relatif lebih kecil membuat pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang diberikan.

    Muhammad Parikesit Wisnubroto

    13/348314/PN/13251

    BalasHapus