Sesuai
dengan asal katanya dari bahasa Inggris,
yaitu vertical dan culture, maka vertikultur adalah sistem
budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat,
baik indoor maupun outdoor. Sistem budidaya
pertanian secara vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep
penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan
terbatas. Misalnya, lahan 1 meter mungkin
hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman,
dengan sistem vertikal bisa untuk 20
batang tanaman. Vertikultur tidak hanya sekadar kebun vertikal,
namun ide ini akan merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah
biodiversitas di pekarangan yang sempit
sekalipun. Struktur vertikal, memudahkan pengguna
membuat dan memeliharanya. Pertanian vertikultur tidak
hanya sebagai sumber pangan tetapi juga
menciptakan suasana alami yang menyenangkan.
Teknik Vertikultur merupakan cara bertanam yang
dilakukan dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara
vertical, atau dapat dikatakan bahwa vertikultur merupakan upaya pemanfaatan
ruang ke arah vertical. Dengan demikian penanaman dengan system vertikultur
dapat dijadikan alternative bagi masyarakat yang tinggal di kota, yang memiliki
lahan sempit atau bahkan tidak ada lahan yang tersisa untuk budidaya tanaman.
Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan biasanya adalah
tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim
khususnya sayuran (seperti seledri, caisism, pack-choy, baby kalian, dan
selada), dan memiliki system perakaran yang tidak terlalu luas.
Keunggulan
Teknik Vertikultur :
1. Hemat lahan dan air
2. Mendukung pertanian organik 3. Wadah media tanam disesuaikan dengan kondisi setempat 4. Umur tanaman relative pendek 5. Pemeliharaan tanaman relative sederhana 6. Dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat.
Jl. Panglima Batur Barat No.4, Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70711, Indonesia
Telp. (0511) 4772346 Fax. (0511) 4781810 e-mail: bptpkalsel@yahoo.com
2. Mendukung pertanian organik 3. Wadah media tanam disesuaikan dengan kondisi setempat 4. Umur tanaman relative pendek 5. Pemeliharaan tanaman relative sederhana 6. Dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat.
Jl. Panglima Batur Barat No.4, Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70711, Indonesia
Telp. (0511) 4772346 Fax. (0511) 4781810 e-mail: bptpkalsel@yahoo.com
Pengertian
Teknik Vertikultur
Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa
lnggris (vertical dan culture) artinya sistem budidaya pertanian yang dilakukan
secara vertikal atau bertingkat. Cara bercocok tanam secara vertikultur ini
sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di sawah. Perbedaannya
terletak pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa
untuk menanam 5 batang tanaman. Dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman.
Banyak sedikitnya tanaman yang akan kita budidayakan
bergantung pada model wadah yang kita gunakan.
Langkah – langkah Pengerjaan Budidaya Tanaman secara
Vertikultur :
·
Memperhatikan
kondisi lahan yang akan digunakan untuk budidaya tanaman (luas lahan)
·
Penyiapan
wadah media tanam sesuai dengan kondisi yang ada (dapat berupa bambu, pipa
paralon/PVC, talang air, pot plastic, kaleng bekas, polybag, plastik kresek,
dll)
·
Pembuatan
bangunan vertikultur
·
Penyiapan
media tumbuh tanaman (pupuk organic + tanah)
·
Pemilihan
jenis tanaman yang akan dibudidayakan, tergantung kepada besar tajuk tanaman,
kebutuhan sinar matahari, dan wadah yang dipilih sebagai tempat penanaman. Ke-3
faktor ini harus diperhitungkan jika dalam satu unit bangunan vertikultur
dibudidayakan beberapa jenis tanaman sekaligus.
·
Budidaya
tanaman (Persemaian, Pembibitan, Pemeliharaan, Panen dan Pasca Panen)
Model,
bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat banyak,
tinggal disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah
berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan
beberapa undak -undakan atau sejumlah rak. Bahan dapat
berupa bambu atau pipa paralon, kaleng
bekas, bahkan lembaran karung beras pun bisa, karena salah satu
filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar
kita.
Persyaratan
vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan.
Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan
memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek.
Tanaman sayuran yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain
selada, kangkung, bayam, pakcoy, caisim, katuk, kemangi, tomat, pare, kacang
panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainnya.
Untuk
tujuan komersial, pengembangan vertikultur ini
perlu dipertimbangkan aspek ekonomisnya agar biaya produksi jangan sampai
melebihi pendapatan dari hasil penjualan tanaman. Sedangkan untuk hobiis,
vertikultur dapat dijadikan sebagai media kreativitas dan memperoleh panenan
yang sehat dan berkualitas.
Sumber:
Liferdi Lukman (Balai Penelitian Sayuran, Lembang)
Hak
Cipta © 2011-2014 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan
Selatan
a. Nilai Penyuluhan
BalasHapus• Sumber Teknologi/Ide : bertanam dengan teknik vertikultur merupakan salah satu solusi bagi masyarakat perkotaan yang memiliki lahan sempit atau bahkan tidak ada lahan yang tersisa untuk budidaya tanaman.
• Sasaran :
- Langsung : pelaku usaha agribisnis dan rumah tangga di perkotaaam
- Tidak Langsung : akademisi
• Manfaat :
1. Hemat lahan dan air
2. Mendukung pertanian organik
3. Wadah media tanam disesuaikan dengan kondisi setempat
4. Umur tanaman relatif pendek
5. Pemeliharaan tanaman relatif sederhana
6. Dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat.
• Nilai Pendidikan : teknik vertikultur merupakan teknik bertanam yang sangat menarik untuk dipelajari dan dikembangkan lebih lanjut karena sangat cocok dengan lahan diperkotaan yang sangat terbatas ditambah dengan adanya tuntutan untuk tetap melakukan penghijauan ditengah tingkat polusi perkotaan yang semakin tinggi
b. Nilai Berita
• Importance : mengandung informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat perkotaan yang memiliki lahan sempit atau bahkan tidak ada lahan yang tersisa untuk budidaya tanaman serta sebagai sarana untuk penghijauan dan memenuhi kebutuhan rumah tangga. Selain itu teknik bertanam semacam ini juga dapat mengurangi sampah karena bahan-bahan yang digunakan diperoleh dari barang-barang bekas seperti bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung beras.
• Consequence : memerlukan biaya yang lebih tinggi untuk pupuk karena media tanam yang relatif lebih kecil membuat pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang diberikan.
Muhammad Parikesit Wisnubroto
13/348314/PN/13251